Untuk sampai ke luar angkasa, sebuah pesawat tentu membutuhkan mesin atau sebuah roket. Tetapi tidak dengan pesawat bernama Perlan II ini.
Perlan II adalah pesawat yang dikembangkan oleh Einar Enevoldson, seorang pilot tes terbang NASA. Penelitian untuk membuat Perlan II pun dilakukan sejak tahun 1992 silam.
Hasilnya, jadilah sebuah pesawat terbang layang atau 'glider' yang diciptakan untuk memecahkan rekor ketinggian sebuah pesawat tanpa mesin. Di penerbangan pertamanya yang dilakukan menjelang akhir September lalu, Perlan II mampu terbang hingga ketinggian 1,5 kilometer!
Namun, pencapaian itu masih sangat jauh dari target mereka tahun 2016 nanti, yakni membuat Perlan II terbang di ketinggian 27.430 kilometer, atau biasa ilmuwan sebut tepian luar angkasa. Bahkan, ketinggian itu mengalahkan rekor dunia saat ini yang dicatatkan oleh pesawat bermesin jet 'BlackBird'.
Pertanyaannya, bagaimana sebuah pesawat tanpa mesin bisa terbang setinggi itu? Jawabannya sederhana, angin.
Ya, Perlan II didesain untuk terbang menggunakan angin layaknya sebuah layang-layang. Sekilas, cara terbang Perlan II mirip seperti berselancar. Bedanya, bukannya berselancar di atas angin Perlan II bisa dikatakan nebeng aliran angin untuk bisa sampai di ketinggian tertentu.
Nah, untuk bisa terbang mendekati luar angkasa itu, Perlan II akan melakukan penerbangan pemecahan rekor di skitar Kutub Utara. Sebab, menurut penelitian aliran angin di daerah kutub bisa sangat kencang, hingga kecepatan 260 knot, memungkinkan Perlan II untuk terbang bersama aliran angin itu hingga lapisan atmosfer tertinggi yang bisa capainya dengan perkiraan kecepatan hingga 643 kilometer per jam!
Jika percobaan pemecahan rekor itu berhasil, maka selanjutnya Perlan II akan dipakai sebagai pesawat untuk penelitian ozon, cuaca, dan iklim. Mengingat pesawat ramping ini tanpa mesin, ilmuwan tidak perlu khawatir Perlan II akan menimbulkan pencemaran udara. (Merdeka)
Wednesday, September 30, 2015
Thursday, September 17, 2015
Siswa SMKN Aceh Ubah Air Untuk Bahan Bakar Sepedah Motor
Siswa SMKN 2 Sinabang, Pulau Simeulue, Aceh, berhasil memodifikasi sepeda motor berbahan bakar air. Hanya dengan satu liter air, motor ini diklaim bisa menempuh jarak 700 kilometer.
Adalah Nanda Alavanta bersama teman-teman sekelasnya di jurusan Teknik Otomotif SMKN 2 Sinabang yang berinisiatif merancang motor berbahan bakar air ini. "Habis waktu sebulan membuat ini. Dari penilitian sampai proses erencangnya," cerita Nanda kepada Okezone di sela pameran Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 56 baru-baru ini.
Motor irit bensin dan ramah lingkungan itu pertama kali dipamerkan Nanda dan timnya dalam Expo Pendidikan yang berlangsung hingga 18 September. Motor ini pun menyedot perhatian banyak pengunjung.
Nanda mengaku sudah menguji ketahanan motor buatannya. Menurutnya, dengan seliter air murni, motor tersebut sanggup berjalan hingga 700 Km dengan kecepatan normal.
"Sudah kami tes keliling pulau (Simeulue), Alhamdulillah baik-baik saja. Yang penting diperhatikan adalah kondisi aki dan kipronya harus oke. Kalau tidak maka jalannya bisa tersendat," sebut siswa Kelas II itu.
Ide membuat bahan bakar air ini muncul dari keinginan Nanda bersama teman-temannya di sekolah. "Kami pengen ada perubahan di sekolah," tuturnya.
Setelah berdiskusi dengan seorang gurunya, Wendi Sebastian, mereka sepakat membuat motor berbahan bakar air. Honda Win-100 butut yang ada di laboratorium otomotif sekolahnya dijadikan sebagai objek eksperimen.
Bahannya sederhana. Botol plastik tahan panas diisi air murni, kemudian disambungkan ke silinder pembakaran menggunakan slang stainless stell. Dua kabel dari baterai aki juga disambungkan ke dalam botol.
Untuk bisa menjalankan mesin maka aki dan air harus di-charge dulu. Caranya cukup dengan menghidupkan motor, dan biarkan dulu mesin menyela. Jika susah hidup perlu dipancing dengan beberapa tetes bensin. Proses charging ini diperlukan untuk memisahkan sulfur atau zar kapur dari air aki dengan unsur hidrogen dan oksigen yang ada dalam air.
Daya aki dan aliran listriknya perlu diperhatikan. Jika aliran listrik bagus, maka sulfur akan menempel dengan sendirinya di stainless steel dan tidak masuk ke dalam silinder. Selanjutnya hidrogen yang merupakan senyawa mudah terbakar, dan oksigen juga terpisah.
Menurut Wendi Sebastian, guru SMKN 2 Sinabang yang mendampingi siswa membuat motor berbahan bakar air, pemisahan hidrogen dan oksigen bisa menimbulkan ledakan jika tersulut api.
"Itulah yang dimanfaatkan untuk pembakaran," ujarnya.
Wendi mengatakan, pengecasan sebaiknya gunakan aki basah. Pasalnya, dalam setiap pengecasan butuh 5 ampere serta aki akan panas dan menguap.
"Kalau menguap airnya berkurang, aki basah bisa kita isi lagi. Kalau aki kering tidak," ujarnya.
Untuk membuat inovasi ini mereka menghabiskan dana sekira Rp1 juta. Semuanya ditanggung Kepala SMKN 2 Sinabang, Safdar SR.
"Bahannya tidak sampai Rp400 ribu, tapi untuk risetnya yang banyak habis biaya," tutur Wendi.
Contohnya, kata Wendi, percobaan memisahkan unsur hidrogen, oksigen dan sulfur gagal hingga tujuh kali. "Tapi tetap kami coba hingga berhasil," sebutnya.
Wendi menilai, motor berbahan bakar air ini bisa menjadi alternatif di masa depan, terutama untuk warga yang tinggal di Pulau Simeulue. "Di sini harga BBM mahal, jadi mungkin ini bisa jadi solusi," katanya.
Untuk tahap awal, lanjut dia, motor berbahan bakar air ini akan dibudayakan di SMK tersebut. Beberapa siswa termasuk Nanda sudah berniat memodifikasi motornya agar bisa menggunakan air sebagai bahan bakar.
"Jika nanti berhasil kami akan siap diminta untuk membantu orang lain yang membutuhkan motor ini," sebutnya. (Okezone)
Adalah Nanda Alavanta bersama teman-teman sekelasnya di jurusan Teknik Otomotif SMKN 2 Sinabang yang berinisiatif merancang motor berbahan bakar air ini. "Habis waktu sebulan membuat ini. Dari penilitian sampai proses erencangnya," cerita Nanda kepada Okezone di sela pameran Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 56 baru-baru ini.
Motor irit bensin dan ramah lingkungan itu pertama kali dipamerkan Nanda dan timnya dalam Expo Pendidikan yang berlangsung hingga 18 September. Motor ini pun menyedot perhatian banyak pengunjung.
Nanda mengaku sudah menguji ketahanan motor buatannya. Menurutnya, dengan seliter air murni, motor tersebut sanggup berjalan hingga 700 Km dengan kecepatan normal.
"Sudah kami tes keliling pulau (Simeulue), Alhamdulillah baik-baik saja. Yang penting diperhatikan adalah kondisi aki dan kipronya harus oke. Kalau tidak maka jalannya bisa tersendat," sebut siswa Kelas II itu.
Ide membuat bahan bakar air ini muncul dari keinginan Nanda bersama teman-temannya di sekolah. "Kami pengen ada perubahan di sekolah," tuturnya.
Setelah berdiskusi dengan seorang gurunya, Wendi Sebastian, mereka sepakat membuat motor berbahan bakar air. Honda Win-100 butut yang ada di laboratorium otomotif sekolahnya dijadikan sebagai objek eksperimen.
Bahannya sederhana. Botol plastik tahan panas diisi air murni, kemudian disambungkan ke silinder pembakaran menggunakan slang stainless stell. Dua kabel dari baterai aki juga disambungkan ke dalam botol.
Untuk bisa menjalankan mesin maka aki dan air harus di-charge dulu. Caranya cukup dengan menghidupkan motor, dan biarkan dulu mesin menyela. Jika susah hidup perlu dipancing dengan beberapa tetes bensin. Proses charging ini diperlukan untuk memisahkan sulfur atau zar kapur dari air aki dengan unsur hidrogen dan oksigen yang ada dalam air.
Daya aki dan aliran listriknya perlu diperhatikan. Jika aliran listrik bagus, maka sulfur akan menempel dengan sendirinya di stainless steel dan tidak masuk ke dalam silinder. Selanjutnya hidrogen yang merupakan senyawa mudah terbakar, dan oksigen juga terpisah.
Menurut Wendi Sebastian, guru SMKN 2 Sinabang yang mendampingi siswa membuat motor berbahan bakar air, pemisahan hidrogen dan oksigen bisa menimbulkan ledakan jika tersulut api.
"Itulah yang dimanfaatkan untuk pembakaran," ujarnya.
Wendi mengatakan, pengecasan sebaiknya gunakan aki basah. Pasalnya, dalam setiap pengecasan butuh 5 ampere serta aki akan panas dan menguap.
"Kalau menguap airnya berkurang, aki basah bisa kita isi lagi. Kalau aki kering tidak," ujarnya.
Untuk membuat inovasi ini mereka menghabiskan dana sekira Rp1 juta. Semuanya ditanggung Kepala SMKN 2 Sinabang, Safdar SR.
"Bahannya tidak sampai Rp400 ribu, tapi untuk risetnya yang banyak habis biaya," tutur Wendi.
Contohnya, kata Wendi, percobaan memisahkan unsur hidrogen, oksigen dan sulfur gagal hingga tujuh kali. "Tapi tetap kami coba hingga berhasil," sebutnya.
Wendi menilai, motor berbahan bakar air ini bisa menjadi alternatif di masa depan, terutama untuk warga yang tinggal di Pulau Simeulue. "Di sini harga BBM mahal, jadi mungkin ini bisa jadi solusi," katanya.
Untuk tahap awal, lanjut dia, motor berbahan bakar air ini akan dibudayakan di SMK tersebut. Beberapa siswa termasuk Nanda sudah berniat memodifikasi motornya agar bisa menggunakan air sebagai bahan bakar.
"Jika nanti berhasil kami akan siap diminta untuk membantu orang lain yang membutuhkan motor ini," sebutnya. (Okezone)
Wednesday, September 9, 2015
Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan
Terrafugia TF-X merupakan mobil terbang masa depan yang telah diimpikan oleh banyak orang. Kendaraan futuristik yang dirancang oleh perusahaan Terrafugia Boston, Amerika Serikat.
Mobil terbang ini mampuh menanpung empat penumpang dan untuk menerbangkannya tidak tergantung pada jalan atau landasan pacu karena kendaraan ini mampu lepas landas secara vertikal.
TF-X memiliki tenanga yang berasal dari energi listrik yang digabungkan dengan mesin berkekuatan 300 brake horse power berbahan bakar bensin. Dorongan saat mengangkasa dihasillkan dari kipas di bagian belakang dan baling-baling di ujung kedua sayap.
Saat melesat di udara kendaran ini mampuh mencapai kecepatan 321 km/jam dan mampuh menempuh jarak sejauh 800 Kilometer. Dengan TF-X, Anda mampuh bepergian dari Jakarta menuju Surabaya dengan waktu kurang dari tiga jam dalam sekali jalan.
Kendaraan ini baru akan mulai diproduksi pada pertengahan dekade mendatang, artinya kita harus menunggu delapan hingga duabelas tahun lagi untuk mendapatkan kendaraan ini. Terrafugia mengakui masih ada bebebrapa kendala kecil yang harus diperbaiki pada kendaraan ini. Masalah lain seputar pembuatan TF-X ialah soal keselamatan dan undang-undang. Kedua isu ini memainkan peranan signifikan dalam upaya pembuatan mobil terbang pada masa sebelumnya.
Terrafugia mengklaim bahwa ‘secara statistic TF-X ‘seharusnya lebih aman ketimbang mengendarai kendaraan modern’. Lalu, belajar mengemudikan TF-X hanya memerlukan lima jam latihan.
Hal ini bisa terwujud berkat sistem otopilot yang canggih. Begitu mengudara, TF-X akan terbang sendiri, walau pengendara bisa mengambil alih kendali. TX-X juga bisa mendarat otomatis tanpa campur tangan manusia.
Jika ada suatu insiden, TF-X bisa mengeluarkan parasut yang mampu menahan bobot sebuah mobil.
Secara teori, gagasan TF-X tampak tiada cacat. Namun, mencoba meyakinkan khalayak umum dan pembuat undang-undang bahwa menerbangkan mobil-pesawat pribadi benar-benar aman akan menjadi tantangan di masa depan.
Terrafugia belum memastikan berapa bandrol dari kendaraan ini, namun demikian mereka mengindikasikan bahwa harga TF-X bisa jadi setara dengan harga mobil Bugatti Veyron. (BBC)
Mobil terbang ini mampuh menanpung empat penumpang dan untuk menerbangkannya tidak tergantung pada jalan atau landasan pacu karena kendaraan ini mampu lepas landas secara vertikal.
TF-X memiliki tenanga yang berasal dari energi listrik yang digabungkan dengan mesin berkekuatan 300 brake horse power berbahan bakar bensin. Dorongan saat mengangkasa dihasillkan dari kipas di bagian belakang dan baling-baling di ujung kedua sayap.
Saat melesat di udara kendaran ini mampuh mencapai kecepatan 321 km/jam dan mampuh menempuh jarak sejauh 800 Kilometer. Dengan TF-X, Anda mampuh bepergian dari Jakarta menuju Surabaya dengan waktu kurang dari tiga jam dalam sekali jalan.
Kendaraan ini baru akan mulai diproduksi pada pertengahan dekade mendatang, artinya kita harus menunggu delapan hingga duabelas tahun lagi untuk mendapatkan kendaraan ini. Terrafugia mengakui masih ada bebebrapa kendala kecil yang harus diperbaiki pada kendaraan ini. Masalah lain seputar pembuatan TF-X ialah soal keselamatan dan undang-undang. Kedua isu ini memainkan peranan signifikan dalam upaya pembuatan mobil terbang pada masa sebelumnya.
Terrafugia mengklaim bahwa ‘secara statistic TF-X ‘seharusnya lebih aman ketimbang mengendarai kendaraan modern’. Lalu, belajar mengemudikan TF-X hanya memerlukan lima jam latihan.
Hal ini bisa terwujud berkat sistem otopilot yang canggih. Begitu mengudara, TF-X akan terbang sendiri, walau pengendara bisa mengambil alih kendali. TX-X juga bisa mendarat otomatis tanpa campur tangan manusia.
Jika ada suatu insiden, TF-X bisa mengeluarkan parasut yang mampu menahan bobot sebuah mobil.
Secara teori, gagasan TF-X tampak tiada cacat. Namun, mencoba meyakinkan khalayak umum dan pembuat undang-undang bahwa menerbangkan mobil-pesawat pribadi benar-benar aman akan menjadi tantangan di masa depan.
Terrafugia belum memastikan berapa bandrol dari kendaraan ini, namun demikian mereka mengindikasikan bahwa harga TF-X bisa jadi setara dengan harga mobil Bugatti Veyron. (BBC)
Wednesday, September 2, 2015
Manfaatkan Angin dan Air Siswa SMA ini Ciptakan Pembangkit Listrik "Winner Voice"
Dua siswa asal SMAN 2 Semarang menciptakan pembangkit listrik yang menanfaatkan energi angin dan pelepasan vortex atau aliran air yang berputar.
Zufar Maulana Ihsan dan Fa'iq Amanullah Utomo memberi nama temuannya ini dengan Winner Voice (Wind Energy and Vortex Induced Energy). Alat temuannya ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Fa'iq "Alat ini tentang pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin," jelasnya saat berbincang dengan detikcom.
Ada beberapa bagian di alat ini yakni pertama pembaur (diffuser) terbuat dari alumunium yang memiliki beban yang relatif ringan, tahan karat dan mudah dibentuk. Kedua baling-baling dari fiber glass yang memiliki kekuatan baik dan tahan lama dan mudah dibentuk. Ketiga tiang penyangga terbuat dari stainless stell yang meliki kekuatan dan daya tahan yang besar, tahan terhadap air dan penyebab korosif. Keempat magnet jenis neomydium magnet (Nd2Fe14B) yang terkuat dengan tingkat magnet yang tahan lama. Alat ini difungsikan untuk dipasang di tengah laut dan memanfaatkan arus air laut.
"Kita memanfaatkan arus, bisa dipasang di laut atau sungai. Selama ada arus itu bsia menghasilkan vortex yakni sebuah pola aliran karena disebabkan air dan udara yang terdorong oleh sesuai dan berbentuk lingkaran itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik," ucap Fa'iq.
"Cara kerjanya yakni ada arus dihalangi sama silinder berbentuk horizontal maka bisa membentuk pusaran atau vortex bagian atas dan bagian bawah. Pusaran yang berbentuk bergantian atas bawah dan naik turun itu kita hubungkan ke batang penghubung yang dihubungkan ke generator, batangnya dari alumunium agar tahan terhadap akrat karena di laut, dari generator itu bisa mengalirkan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga," tambahnya.
Menurut Fa'iq penggunaan energi angin dan pelepasan vortex ini ramah lingkungan dan termasuk dalam kategori sumber daya energi terbarukan (renewable). Sehingga manfaatnya akan bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Fa'iq dan Zufar juga ingin mengatakan bahwa vortex bukan hanya dianggap sebagai hal yang negatif yang bisa merusak tetapi juga bisa bermanfaat.
"Selama ini vortex itu dianggap merusak jadi kami ingin membuat vortex ini bisa memiliki fungsi untuk menggerakan generator dan menghasilkan listrik," tuturnya.
Dalam pameran di LIPI beberapa waktu lalu, Fa'iq dan Zufar hanya menampilkan maket temuannya yang butuh waktu 3-4 bulan itu. Dia tidak menampilkan bentuk yang asli karena untuk membuat pembangkit listrik ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan sejumlah ahli teknisi.
"Kita masih membutuhkan bantuan karena penelitian ini masih pioner belum banyak yang tahu dan masih butuh bantuan untuk pengembangan alat lebih lanjut selain itu juga membutuhkan pembimbing penelitian terkait perhitungan teknisnya," kata dia. (detik)
Zufar Maulana Ihsan dan Fa'iq Amanullah Utomo memberi nama temuannya ini dengan Winner Voice (Wind Energy and Vortex Induced Energy). Alat temuannya ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Fa'iq "Alat ini tentang pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin," jelasnya saat berbincang dengan detikcom.
Ada beberapa bagian di alat ini yakni pertama pembaur (diffuser) terbuat dari alumunium yang memiliki beban yang relatif ringan, tahan karat dan mudah dibentuk. Kedua baling-baling dari fiber glass yang memiliki kekuatan baik dan tahan lama dan mudah dibentuk. Ketiga tiang penyangga terbuat dari stainless stell yang meliki kekuatan dan daya tahan yang besar, tahan terhadap air dan penyebab korosif. Keempat magnet jenis neomydium magnet (Nd2Fe14B) yang terkuat dengan tingkat magnet yang tahan lama. Alat ini difungsikan untuk dipasang di tengah laut dan memanfaatkan arus air laut.
"Kita memanfaatkan arus, bisa dipasang di laut atau sungai. Selama ada arus itu bsia menghasilkan vortex yakni sebuah pola aliran karena disebabkan air dan udara yang terdorong oleh sesuai dan berbentuk lingkaran itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik," ucap Fa'iq.
"Cara kerjanya yakni ada arus dihalangi sama silinder berbentuk horizontal maka bisa membentuk pusaran atau vortex bagian atas dan bagian bawah. Pusaran yang berbentuk bergantian atas bawah dan naik turun itu kita hubungkan ke batang penghubung yang dihubungkan ke generator, batangnya dari alumunium agar tahan terhadap akrat karena di laut, dari generator itu bisa mengalirkan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga," tambahnya.
Menurut Fa'iq penggunaan energi angin dan pelepasan vortex ini ramah lingkungan dan termasuk dalam kategori sumber daya energi terbarukan (renewable). Sehingga manfaatnya akan bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Fa'iq dan Zufar juga ingin mengatakan bahwa vortex bukan hanya dianggap sebagai hal yang negatif yang bisa merusak tetapi juga bisa bermanfaat.
"Selama ini vortex itu dianggap merusak jadi kami ingin membuat vortex ini bisa memiliki fungsi untuk menggerakan generator dan menghasilkan listrik," tuturnya.
Dalam pameran di LIPI beberapa waktu lalu, Fa'iq dan Zufar hanya menampilkan maket temuannya yang butuh waktu 3-4 bulan itu. Dia tidak menampilkan bentuk yang asli karena untuk membuat pembangkit listrik ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan sejumlah ahli teknisi.
"Kita masih membutuhkan bantuan karena penelitian ini masih pioner belum banyak yang tahu dan masih butuh bantuan untuk pengembangan alat lebih lanjut selain itu juga membutuhkan pembimbing penelitian terkait perhitungan teknisnya," kata dia. (detik)
Jokowi Resmikan Satelit 'Maritim' LAPAN A2
Satelit equatorial pertama buatan Indonesia yakni LAPAN A2, Akan diresmikan Presiden Joko Widodo. Satelit ini akan dipergunakan untuk pemantauan kemaritiman Indonesia.
Menurut agenda yang diperoleh pada Kamis (3/9/2015) Presiden Jokowi akan menyampaikan sambutan pada pukul 09.00 WIB di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Jl Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Satelit tersebut akan diluncurkan dengan menumpang roket dari India esok hari.
LAPAN A2 sebenarnya sudah selesai pada tahun 2012 dengan tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian di dalam negeri. LAPAN A2 berbeda dengan 'kakaknya' yakni LAPAN A1/LAPAN-TUBSAT karena telah menggunakan teknologi satelit mikro, sehingga selangkah lebih maju.
Sementara LAPAN A1 sendiri sudah diluncurkan pada tahun 2007 atas kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. Proses perakitan LAPAN A1 ketika itu di Jerman dan kini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer. Tetapi masa operasional LAPAN A1 sudah berakhir pada 2013.
LAPAN A2 nantinya akan diorbitkan dekat dengan equator atau garis khatulistiwa dengan inklinasi 6° pada ketinggian 650 kilometer. Misi dari satelit berbobot 78 kilogram tersebut adalah memantau permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir (ORARI).
Satelit karya anak bangsa ini dibenamkan kamera analog dengan resolusi 5 meter dan kamera digital dengan resolusi 4 meter. Satelit ini pun siap untuk menjelajahi Indonesia sebanyak 14 kali dalam sehari.
LAPAN A2 juga dibekali dengan Spaceborne Receiver Automatic Identification System dengan cakupan ribuan kilometer. Tentu saja teknologi ini ditujukan untuk memantau lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia. (Detik)
Menurut agenda yang diperoleh pada Kamis (3/9/2015) Presiden Jokowi akan menyampaikan sambutan pada pukul 09.00 WIB di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Jl Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Satelit tersebut akan diluncurkan dengan menumpang roket dari India esok hari.
LAPAN A2 sebenarnya sudah selesai pada tahun 2012 dengan tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian di dalam negeri. LAPAN A2 berbeda dengan 'kakaknya' yakni LAPAN A1/LAPAN-TUBSAT karena telah menggunakan teknologi satelit mikro, sehingga selangkah lebih maju.
Sementara LAPAN A1 sendiri sudah diluncurkan pada tahun 2007 atas kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. Proses perakitan LAPAN A1 ketika itu di Jerman dan kini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer. Tetapi masa operasional LAPAN A1 sudah berakhir pada 2013.
LAPAN A2 nantinya akan diorbitkan dekat dengan equator atau garis khatulistiwa dengan inklinasi 6° pada ketinggian 650 kilometer. Misi dari satelit berbobot 78 kilogram tersebut adalah memantau permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir (ORARI).
Satelit karya anak bangsa ini dibenamkan kamera analog dengan resolusi 5 meter dan kamera digital dengan resolusi 4 meter. Satelit ini pun siap untuk menjelajahi Indonesia sebanyak 14 kali dalam sehari.
LAPAN A2 juga dibekali dengan Spaceborne Receiver Automatic Identification System dengan cakupan ribuan kilometer. Tentu saja teknologi ini ditujukan untuk memantau lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia. (Detik)
Subscribe to:
Posts (Atom)